Banyak pertanyaan dari orangtua mengenai kapan waktu yang tepat untuk menyapih anak dari masa menyusui dan bagaimana cara menyapih yang terbaik. Menyapih (weaning) adalah suatu proses berhentinya masa menyusui yang dapat dilakukan secara bertahap atau seketika. Proses menyapih dapat disebabkan oleh berhentinya sang anak menyusu pada ibunya atau bisa juga sang ibu yang berhenti menyusui anaknya. Atau bisa juga keduanya. Masa menyapih ini merupakan pengalaman emosional bagi sang ibu, anak juga sang ayah. Karena ketiga pihak tersebut merupakan ikatan kesatuan yang tidak dapat dilepaskan. Kenapa ayah juga terlibat? Karena ayah juga berperan dan memberikan pengaruh tersendiri dalam proses menyusui.
Kapan anak harus disapih?
Tidak ada ketentuan atau batasan khusus kapan sebaiknya anak harus disapih. WHO dan IDAI mengeluarkan kebijakan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kemudian dianjurkan untuk tetap diberikan berdampingan dengan makanan padat sampai usia 2 tahun atau lebih. Jadi tidak ada aturan baku kapan anak harus disapih. Banyak orangtua menyapih anaknya pada usia 1-2 tahun bahkan 4 tahun.
Kualitas ASI setelah masa ASI eksklusif berakhir
Banyak anggapan bahwa kualitas ASI pada anak berusia lebih dari 1 tahun mengalami penurunan. Hal ini sama sekali tidak benar. ASI diciptakan Tuhan sedemikian rupa, tetap kaya akan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi.
Dewey KG (2001) dalam artikel "Nutrition, Growth, and Complementary Feeding of the Breastfed Infant". Pediatric Clinics of North American. February 2001;48(1) menuliskan bahwa ASI pada tahun kedua bayi (12-23 bulan) mengandung :
• 43% dari kebutuhan protein
• 36% dari kebutuhan calcium
• 75% dari kebutuhan vitamin A
• 60% dari kebutuhan vitamin C
Hal ini belum termasuk zat antibodi yang tetap dan selalu ada dalam ASI yang manfaatnya melindungi bayi dari berbagai penyakit. Jadi tidak pernah ada istilah ASI JELEK. Kandungan gizi ASI itu sangat fleksibel sesuai kebutuhan sang anak. Komposisinya tidak pernah sama dan selalu berubah bahkan tiap menit. Ini berbeda sama sekali dengan kandungan susu formula yang tidak pernah berubah.
Sampai saat ini banyak anggapan bahwa jika anak disusui terus nantinya anak susah disapihnya. Atau banyak juga yg menganggap anak akan jadi tidak mandiri. Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa apakah ada hubungan antara usia anak disapih dengan kemandirian anak. Kenyataan yang ada sering sekali orang mencampuradukkan kedekatan orang tua dengan anak dengan kekurangmandirian anak. Normalnya secara psikologis pada usia penyapihan tsb anak memang membutuhkan kedekatan yang kuat dengan orangtuanya. Sementara itu banyak sekali anak yang disapih di usia > 1 atau 2 th tetap menjadi anak yang mandiri.
Menyapih "Person to Person", Bukan "Person to Thing"
Cobalah untuk menghibur anak dengan memberikan pelukan tambahan dan pelukan saat proses penyapihan. Proses penyapihan dimulai dengan mengubah kebiasaan anak bahwa kenyamanan ada di payudara ibu dengan menggantikannya ke bentuk-bentuk emosional lain. Contohnya, dengan terus menerus memegang bayi dan berbicara kepadanya ketika saat diberi makanan padat atau susu pengganti ASI. Selain itu, orang lain, idealnya ayah, mengambil peran yang lebih besar dalam menghibur bayi. Bersiaplah untuk menyusui lebih sering lagi jika Anda melihat perilaku seperti mengamuk, marah, atau sedih pada bayi Anda. Perilaku ini dapat terjadi jika Anda terlalu cepat menyapih. Selain itu, bayi mungkin kadang-kadang menyembur menyusui lebih sering lagi jika mereka sakit , marah, atau mengalami situasi yang baru.
Proses Penyapihan
Penyapihan bisa dilakukan secara bertahap ataupun mendadak/seketika. Proses penyapihan seketika umumnya dilakukan dalam keadaan terpaksa, misalnya ibu mendadak jatuh sakit atau harus pergi jauh sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui anak. Sedangkan penyapihan bertahap dibagi menjadi :
1. Natural weaning/penyapihan alami (tidak memaksa dan mengikuti tahapan perkembangan anak)
2. Mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih anaknya).
Penyapihan alami adalah cara yang paling dianjurkan. Mengapa? Karena secara psikologis, dampaknya paling ringan. Ketahuilah, pada awal proses penyapihan, anak biasanya rewel dan gelisah. Dengan penyapihan alami, semua itu bisa dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang. Sementara dalam mother led weaning yang dibutuhkan adalah kesiapan mental ibu juga dukungan dari lingkungan, terutama ayah (suami) sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain ibu dengan cara mengajak anak bermain. Bila sudah mantap untuk menyapih, lakukanlah penyapihan dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam menyapih berpengaruh pada kesiapan si balita.
Persiapan penyapihan
• Suplai ASI anda akan berkurang secara bertahap seiring dengan berkurangnya bayi mengisap payudara anda.
• Sesuaikan dengan usia dan kebutuhan bayi, susu dapat diberikan melalui sebuah cangkir atau botol.
• Mulailah dengan tidak menawarkan menyusui bila anda melihat bayi anda mulai meminta menyusui, kemudian dikurangi porsinya satu kali setiap beberapa hari atau satu porsi tiap minggunya, semua tergantung pada kenyamanan ibu, dan kesediaan bayi untuk bekerja sama.
• Pastikan Anda masih memberi bayi Anda banyak pelukan dan lebih banyak waktu dengan Anda. Yakinkan bayi anda bahwa dengan tidak diberikannya ASI, anda tidak mengurangi perhatian dan kasih sayang anda padanya.
• Jika payudara menjadi membesar, keluarkan ASI dengan menggunakan pompa atau tangan anda. Jangan mencoba untuk mengosongkan payudara karena akan merangsang kelenjar susu untuk memproduksi lebih banyak lagi.
Tips apabila memang (terpaksa) harus melakukan PROSES PENYAPIHAN MENDADAK
1. Komunikasi. Bicarakan situasi yang terjadi pada anak (terutama anak di atas satu tahun). Bina komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa kecil usia anak anda, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya.
2. Tunggulah anak sampai merasa haus atau lapar, karena biasanya pada saat itu anak dapat menerima minuman selain ASI.
3. Alihkan perhatiannya pada mainan yang ia suka sambil memberikan makanan/minuman lain sehingga anak tidak mencari-cari ASI.
4. Coba berikan susu formula yang memiliki rasa mendekati ASI. Anak usia diatas 1 tahun dapat diberikan susu UHT.
5. Hadirkan sosok penggati ibu yang biasa membuat anak merasa nyaman saat ibu tidak bisa berada di dekatnya.
Tips dalam PROSES PENYAPIHAN BERTAHAP:
1. Sapih anak dalam keadaan sehat. Hindari saat anak sedang sakit, marah arau sedih, karena akan membuat anak semakin tertekan dan tidak bahagia.
2. Komunikasikan keinginan menyapih dengan pasangan. Penyapihan dapat berjalan lancar bila ada dukungan positif dari suami. Selain itu, berbicaralah pada anak keinginan anda untuk menyapihnya walaupun kemampuan komunikasinya berlum berkembang baik, misal, “Sayang, minum susunya siang ini diganti dengan jus apel ya…. Enak loh jus apelnya, nih mami juga minum….”
3. Penjelasan logis. Jelaskan pada anak secara logis mengapa ia harus berhenti menyusu pada ibunya. Umpamanya, karena anak sudah berusia 2 tahun, sudah pintar makan nasi, buah, sayur dan sebagainya.
4. Bersikap lembut tetapi tegas dan konsisten. Jangan merasa bersalah karena waktu selama 2 tahun sudah lebih dari cukup.
5. Lakukan aktivitas menyenangkan antara ibu dan anak supaya ia tahu bahwa tak mendapat ASI bukan berarti tak dicintai. Alihkan perhatian anak / sibukkan anak dengan hal lain. Bisa dengan membacakan buku ke anak, bermain, bernyanyi, dsb. Hingga anak melupakan saat menyusu.
6. Jangan menawarkan ASI, atau memberikan ASI sebagai jurus ampuh saat anak rewel, terjatuh, atau menangis.
7. Berikan contoh melalui lingkungan sosial anak ataupun buku-buku bacaan yang menggambarkan tentang kemandirian tokoh yang tak lagi menyusu pada ibu.
8. Jangan mengoleskan obat merah/memberi plester/jamu-jamuan pada puting susu. Hal ini dapat menyebabkan keracunan pada anak. Selain itu, dampaknya, anak akan merasa ditolak oleh ibu dan merasa tidak dicintai apalagi jika ibu melakukannya dengan tiba-tiba. Efek panjangnya, anak mengalami kesulitan untuk menjalin interaksi sosial dengan orang lain.
9. Hindari secara tiba-tiba menitipkan anak di rumah neneknya selama berminggu-minggu, atau ke tampat pengasuhan anak setiap hari, karena proses adaptasi anak tidak cepat. Ia butuh waktu untuk merasa nyaman dengan lingkungan barunya, sebab proses penyapihan dengan cara menitipkan ke tempat lain membuat anak merasa tertekan. Ia harus beradaptasi dengan 2 hal sekaligus: kehilangan ASI dan berada pada tempat baru.
10. Jangan menyapih anak dengan mengalihkannya ke benda lain seperti empeng atau botol susu. Meski tidak ada larangan khusus, empeng atau dot berpeluang besar membuat anak jadi “malas makan”. Empeng juga berisiko membuat anak memiliki ikatan emosional yang kuat pada benda tersebut, sehingga kelak akan sulit mengubah kebiasaan mengempengnya. Selain itu bentuk anatomi gigi akan berubah menjadi maju/tonggos.
11. Hindari pemaksaan. Jika anak belum siap, ibu perlu mencari tahu penyebabnya. Mungkin ia sedang sakit atau apakah sikap ibu kurang sabar? Anak yang menolak disapih akan menunjukan reaksi kesal atau marah dengan menangis, rewel, gelisah atau lebih banyak diam.
12. Untuk menghilangkan kebiasaan menyusui sebelum tidur, anda harus memiliki rutinitas sebelum tidur atau tidur siang yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti: membaca cerita sebelum tidur, menggosok punggung dan menawarkan susu pengganti ASI, gosok gigi dan piyama.
13. Jika anak terbangun malam hari untuk minta ASI, usahakan agar ayah yang bangun untuk memberikan air putih dan mengajak kembali anak tidur dengan kata-kata yang lembut atau memberikan pelukan sampai anak tertidur. Bila Ibu yang datang menghampiri buah hati, besar kemungkinan anak akan menangis/merengek-rengek minta ASI.
14. Pegang dan peluk bayi saat anda memberinya susu botol. Cobalah untuk membuat suasana hangat dan nyaman ketika menyusui dengan botol. Jangan menyangga botol di kursi bayi atau membiarkan bayi memegang sendiri dan anda pergi. Ajak ayah, kakek, nenek dan saudara yang lain ikut serta memberi susu botol sehingga bayi dapat berhubungan dengan orang lain dan akan memudahkan anda bila akan meninggalkannya di rumah.
Bagaimana bila bayi Anda menolak botol?
- Bayi mungkin akan menolak pada awalnya, sebaiknya anda tetap tenang dan mulai perlahan. Perkenalkan ujung dot dengan menyentuh bibir bayi secara perlahan. Jangan masukkan dot botol dengan paksa ke dalam mulutnya. Biarkan bayi sendiri yang menarik dot untuk masuk ke dalam mulutnya, jika bayi tampak nyaman dengan dot dari botol susunya, artinya anda sudah berhasil mengajarkan anak minum dari botol.
- Pilihlah waktu untuk memperkenalkan botol ketika bayi agak lapar. Jangan mencoba botol ketika bayi pada keadaan sangat lapar karena dia cenderung menjadi marah dan frustrasi.
-
Jangan menghabiskan waktu lebih dari 10 menit setiap kali mencoba botol sehingga bayi dan ibu tidak terlalu frustrasi.
Bagaimana jika Anda memiliki masalah dengan penyapihan?
Kemunduran dalam penyapihan dapat disebabkan oleh banyak hal, termasuk stres, perubahan besar dalam proses makan atau kebiasaan tidur, atau penyakit. Jika terjadi kemunduran seperti itu, sebaiknya tunggu sampai situasi membaik atau penyakit sudah berakhir, kemudian proses penyapihan dapat dilanjutkan.
Semoga dengan artikel ini, ibu-ibu yang berencana menyapih bayinya dapat berjalan dengan baik dan penuh cinta…..
Dirangkum dari bebagai sumber online. Semoga bermanfaat.
Dr. Rouli Nababan, SpA
1 comment:
Dear Dokter,
Sekarang ini anak saya umurnya sudah 2 tahun. Rencananya sih memang mau saya sapih, tapi saya masih ga tega dok.. soalnya anak saya makannya masih susah.. Dia kurang suka makan nasi.. Kalaupun nasi maunya nasi goreng. Saya khawatir kalau saya beri nasi goreng terlalu sering nanti malah jadi batuk. Trus masalah lain adalah dia tidak suka nasi putih dengan lauk pauk yg biasa disediakan di rumah. Dia lebih suka bubur instan atau mie. Saya sampai khawatir tapi kalau tidak saya kasih nanti dia makan apa dong..?? Kata ibu saya kalo dia berhenti minum ASI bisa jadi mau makan nasi, karena dia lapar.. Apa benar dok? Selama ini dia lebih dekat dengan saya daripada dengan papah nya, padahal saya adalah ibu yang bekerja kantoran setiap harinya. Itu yang membuat saya lebih tidak tega lagi untuk menyapih anak saya. Mohon advice nya yaa dok.. Terima kasih..
Post a Comment